Pada suatu kali seorang anak lelaki sedang bermain di luar rumah dan menemukan seekor ulat bulu yang menakjubkan. Dengan hati-hati dia memungutnya dan membawanya pulang untuk diperlihatkan kepada ibunya, dan bertanya: “Ibu apakah aku boleh memelihara ulat itu?
Si Ibu menjawab,”Boleh saja, asalkan kamu benar merawatnya”. Anak itu pun diberi wadah besar oleh ibunya lalu memasukkan tanaman untuk makanan ulat itu, dan sebuah kayu tempat memanjat. Setiap hari ia mengamati ulat bulu itu dan membawakan tanaman baru untuk dimakan. Suatu hari, ulat bulu memanjat kayu dan mulai bersikap aneh. Dengan cemas si anak memanggil ibunya dan memahami bahwa ulat bulu itu sedang menciptakan kepompong, Ibu menjelaskan pada anak bagaimana ulat bulu mengalami metamorfosis dan menjadi seekor kupu-kupu.
Sang anak kegirangan mendengar tentang perubahan-perubahan yang akan dialami ulat bulu, ia pun terus mengamati setiap hari lalu suatu waktu tampaklah sebuah lobang kecil pada kepompong dan sang kupu-kupu mulai berjuang untuk keluar.
Pada mulanya sang anak kegirangan, tetapi ia segera berubah prihatin kupu-kupu berjuang sedemikian keras untuk keluar! Tampaknya kupu-kupu tidak sanggup membebaskan diri! kupu-kupu keliatan putus asa dan tidak meraih kemajuan! Karena prihatin sang anak memutuskan untuk menolong. Ia berlari untuk mengambil gunting, dan diguntingnya kepompong itu agar lubangnya lebih besar, maka kupu-kupu pun segera muncul.
Akhirnya kupu-kupu pun berhasil keluar dan betapa kagetnya sang anak melihatnya karena tubuh kupu-kupu sangat besar sedangkan sayapnya ciut dan keriput. Sang anak terus mengamati sambil berharap setiap saat sayap kupu-kupu akan membesar dan berkembang untuk menopang tubuhnya.
Akan tetapi perubahan yang dinantikannya tidak pernah terjadi kupu-kupu menghabiskan seumur hidupnya merayap dengan tubuh bengkak dan sayap ciut serta keriput.
Sementara si anak terus berusaha memahami apa yang tidak beres, ibunya mengajak si anak untuk bicara dengan seorang ilmuwan dan memberikan jawaban yang memuaskan rasa penasaran si anak.
Akhirnya anak itu memahami, kupu-kupu sudah seharusnya berjuang sekuat tenaga untuk menerobos lobang kecil dari kepompongnya, itulah yang akan mendorong cairan dari dalam tubuhnya mengalir ke dalam sayap-sayapnya dan menumbuhkanya. Niat baik si anak justru merugikan kupu-kupu, karena sayap itu tidak berhasil berkembang sewajarnya.
|