Ejakulasi dini merupakan kondisi pada seorang pria yang berejakulasi lebih cepat dari waktu ejakulasi normal, atau terlalu cepat bagi pasangan hubungan seksualnya, dengan IELT (intravaginal ejaculation latency time) =2 menit pada 80% hubungan seksual yang dilakukan. Ejakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang paling umum, mempengaruhi sekitar 23% pria berusia 18 – 75 tahun.
Tramadol, obat golongan opioid yang dikenal berkhasiat sebagai analgesik, terbukti memiliki profil keamanan yang relatif baik selama 30 tahun penggunaannya pada manusia. Di samping sebagai analgesik, mekanisme kerja tramadol ternyata juga bermanfaat untuk menunda terjadinya ejakulasi. Tramadol diketahui bekerja sebagai agonis pada reseptor µ-opioid, melepaskan serotonin, dan menghambat ambilan-kembali (reuptake) norepinefrin. Khasiat sebagai obat ejakulasi dini tampaknya terkait dengan dua mekanisme terakhir.
Uji klinis fase II menunjukkan bahwa tramadol merupakan obat yang efektif, dengan efek samping minimal, bagi pria dengan ejakulasi dini. Pria yang mengonsumsi tramadol secara signifikan memiliki IELT yang lebih lama, peningkatan kontrol ejakulasi, peningkatan kepuasan seksual, serta masalah hubungan rumah tangga yang lebih sedikit dibandingkan dengan plasebo. Perbandingan data klinis yang dilakukan oleh sebuah perusahaan farmasi menunjukkan bahwa tramadol memiliki efikasi yang lebih baik dibanding dapoxetine, antidepresan golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) yang merupakan obat oral pertama yang disetujui untuk indikasi ejakulasi dini. Di samping itu, obat-obat golongan SSRI dianggap memiliki efek samping yang lebih serius. Namun, dapoxetine sebaiknya digunakan hanya jika dibutuhkan ketika akan melakukan hubungan seksual, dan tidak perlu dikonsumsi secara rutin.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Salem EA dkk. pada tahun 2008 menunjukkan bahwa tramadol 25 mg berguna untuk kasus ejakulasi dini. Tramadol HCl 25 mg diberikan pada kelompok pertama (n = 30) menjelang hubungan seksual, sementara plasebo diberikan pada kelompok kedua (n = 30). Terapi diberikan selama 8 minggu. Obat diminum 1 – 2 jam sebelum aktivitas seksual, dan pasien diminta melakukan hubungan seksual paling tidak sekali dalam seminggu. Rata-rata nilai awal IELT sebelum terapi adalah 1,17 +/- 0,39 menit. Pada saat pasien menerima tramadol, rata-rata IELT meningkat secara signifikan menjadi 7,37 +/- 2,53 menit. Ketika diberi plasebo, rata-rata IELT hanya sebesar 2,01 +/- 0,71 menit. Seluruh pasien juga melaporkan bahwa mereka merasa puas dengan kontrol ejakulasi mereka.
Simpulannya, tramadol HCl dengan dosis 25 – 50 mg dapat digunakan sebagai obat untuk ejakulasi dini.
Sumber : CDK
|